Salah Satu Standar Penilaian Sistem Informasi Kesehatan adalah Health Matrics Network (HMN) yang dikeluarkan oleh WHO, Penilaian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dengan mengisi angket yang terdapat pada HMN, angket tersebut di isi oleh 5 Orang Pengelola Sistem Informasi Kesehatan Provinsi Gorontalo (Hasil Isian Angket terlampir). Dari hasil angket HMN telah dihitung dan dianalisa diperoleh gambaran informasi sebagai berikut: - Sumber daya
Dalam mengukur Sumber Daya yang mendukung Sistem Informasi Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Score ada beberapa aspek penilaian yaitu : a.1. Kebijakan dan perencanaan Dari Pengengukuran dengan menggunakan HMN Kebijakan dan perencanaan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo sudah cukup (63%). Hal ini menunjukkan bahwa Kebijakan pimpinan terhadap yang tertuang dalam perencanaan Sistem Informasi Kesehatan sudah baik namun masih perlu ditingkatkan. a.2. Institusi Sistem Informasi Kesehatan, SDM dan Pembiayaan Dilihat Institusi Sistem Informasi Kesehatan, SDM dan Pembiayaan walupun sudah ada namun belum mencukupi (50%). Perlu adanya peningkatan Sumber daya Manusia dalam Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan dan di tunjang dari segi anggaran. a.3. Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana dalam menunjang pengembangan Sistem Informasi Kesehatan di Provinsi Gorontalo sudah mendukung, karena pada kantor Dinas Kesehatan Provinsi maupun kabupaten/kota sudah memiliki perangkat keras (komputer) dan sudah mempunyai Jaringan LAN. Namun belum berfungsi dengan optimal karena ada belum adanya Database yang terpusat ini disebabkan oleh belum adanya perangkat lunak (software) sehingga mempengaruhi sistem pencatatan dan pelaporan. - Indikator
Indikator Pembangunan Kesehatan di Provinsi Gorontalo Sudah Cukup, Semua Kabupaten/kota sudah menerapkan Standar Pelayanan Minimal, disamping itu untuk mengukur keberhasilan Penbangunan Kesehatan di Provinsi Gorontalo berdasarkan Indikator SPM dan Indikator Indonesia Sehat 2010. ini juga terlihat pada hasil pengukuran HMN sudah cukup (68%) - Sumber data
c.1. Sensus Sumber data yang didapatkan dari sensus hanya digunakan ditingkat nasional dalam hal penentuan estimasi dan target pelayanan kesehatan, alasan utama kenapa data sensus tidak digunakan sebagai data dalam pengambilan kebijakan ditingkat provinsi maupun ditingkat kabupaten/kota ini disebabkan oleh sulitnya mendapatkan data hasil sensus tersebut dan kurangnya publikasi dari hail sensus, dari hasil Penilaian HMN untuk sensus sebesar 42 % masuk pada kategori ada tapi tidak cukup. c.2. Vital Statistik Cakupan registrasi kematian masih sangat jauh dari yang diharapkan karena pencatatan kematian belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari hasil penilaian HMN sebesar 30 % (tidak cukup). c.3. Survey Berbasis Populasi Dari Hasil HMN Untuk Kategori Suvey Berbasis Populasi di Provinsi Gorontalo sebesar 41% (tersedia tapi tidak mencukupi), ini memang sudah sesuai dengan kondisi di gorontalo karena belum pernah diadakan Survey Kesehatan Daerah, walaupun dari hasil penilaian HMN Daerah mempunyai kapasitas untuk melaksanakan Survei. c.4. Pencatatan penyakit dan kesehatan (Sistem Surveilens Penyakit) Walaupun Sistem pencatatan penyakit atau sistem surveilans merupakan program nasional dan telah dilaksanakan di seluruh Indonesia namun di Provinsi provinsi Gorontalo surveilans tidak sepenuhnya dijalankan sehingga hasil dari sistem surveilans kadang tidak digunakan sebagai alat pengambil keputusan dalam intervensi kesehatan. Hasil penilaian menunjukkan 38 % (tidak cukup). c.5. Pencatatan Pelayanan Kesehatan Pencatatan pada pelayanan kesehatan di Provinsi Gorontalo belum berjalan dengan baik (49%). Hasil dari HMN ini dibuktikan pada 3 tahun terakhir ini susahnya untuk mendapatkan data dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota. dan dari hasil pemantauan di Pukesmas se Provinsi Gorontalo sebagian besar Pencatatan tidak berjalan dengan baik c.6. Pencatatan administrasi Pada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota Database pelayanan kesehatan, infrastruktur, SDM, pembiayaan, peralatan, persediaaan dan komoditi Belum cukup memadai, begitu juga dalam kemampuan pelaksanaan. Dalam penyebarluasan informasi dan pemanfaatan database belum diterapkan, Hal ini bisa dilihat dari hasil penilaian sebesar 26% (ada tapi tidak dilaksanakan). Grafik dari pengukuran Sumber data dapat dilihat pada lampiran hasil Penilaian HMN - Manajemen data
Manajemen data adalah bagaimana suatu instasi dalam mengumpulkan data, mengolah, manganalisis dan menyimpannya dalam satu Bank Data (Warehousing). Hasil Penilaian HMN untuk Provinsi Gorontalo menunjukan Managemen data Tidak Cukup (20%). - Produk infomasi
e.1. Metode pengumpulan data Dari hasil penilaian HMN menunjukkan bahwa metode yang dilaksanakan dalam pengumpulan data sudah ada tapi tidak cukup (52%) masih perlu ditingkatkan e.2. Ketepatan waktu Dalam hal menunjukkan bahwa ketepatan waktu dalam pelaporan data di Provinsi Gorontalo sudah ada tapi tidak cukup (53%). Ketepatan waktu dipengaruhi oleh kecepatan dalam memproses data mulai dari deteksi, pengisian form, pelaporan serta pendistribusian informasi. e.3. Periode Dari hasil penilaian menunjukkan bahwa periodesasi laporan data dari jenjang yang terbawah hingga ke pusat sudah dilaksanakan tapi tidak cukup (53%). e.4. Kelengkapan Laporan Dari hasil penilaian menunjukkan bahwa kelengkapan laporan data sudah ada tapi tidak cukup (47%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak form yang belum terisi dengan benar, Faktor penyebabnya rendahnya kulitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia. e.5. Representatif Dilihat dari Represntatifnya suati data, di Provinsi Gorontalo belum memadai/ada tapi belum cukup (40%) ini menunjukan masih belum akurat dan rendahnya kualitas data e.6. Pemilahan Data Hasil penilaian menunjukkan bahwa pemilahan data yang sudah dilaksanakan namun belum maksimal (41%). Pemilahan data oleh petugas sudah dijalankan, misalnya pemisahan golongan umur, sex, tempat tinggal dan status sosial, namun tidak terlalu mendetail. e.7. MetodeTransparansi Data Dalam trasnparansi data masih dtemukan beberapa kendala, antara lain karena kurangnya pengetahuan tentang urgensi dari suatu data apabila disosialisasikan sehingga kesan yang ditemukan bahwa data merupakan rahasia yang tidak bisa menjadi konsumsi publik. Hasil penilaian 53% (sudah dilaksanakan tapi masih setengah-setengah). - Desiminasi dan Implementasi
f.1. Analisa dan Penggunaan Informasi Walaupun masih Rendahnya Sumber Data, dan manajemen data namun penggunaan data ditingkat provinsi sudah Cukup (62%). Kebutuhan akan data untuk pengukuran keberhasilan suatu program dirasa sangatlah penting.untuk menjawab kebarhasilan suatu program dibutuhkan data untuk menjadi suatu informasi f.2. Kebijakan dan advokasi Kebijakan tentang informasi kesehatan baik dalam bentuk laporan kurang dianalisa dengan baik serta hasil yang dianalisa hanya dikonsumsi dikalangan jajaran kesehatan, sehingga advokasi pun kurang mendapatkan respon dari pengambil keputusan yang lebih tinggi. Hasil Penilaian dari kebijakan dan advokasi 63% (cukup). f.3. Perencanaan dan Pengaturan Prioritas Dalam perencanaan dan pengaturan prioritas Sangatlah membutuhkan suatu data untuk menjadi informasi, dalam merencanakan suatu kegiatan perlunya keberhasilan program yang telah dilaksanakan tahun sebelumnya, untuk menjawab hal tersebut dibutuhkan informasi-informasi atau hasil pengukuran Program tersebut, Hasil penilaian dari perencanaan dan pengaturan prioritas adalah 71% (cukup). f.4. Alokasi Sumber Daya Beberapa proposal yang diajukan telah diilhami oleh Sistem Informasi Kesehatan, namun dalam realisasinya masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hasil penilaian alokasi sumber daya 45% (ada tapi tidak memuaskan). f.5. Implementasi/tindakan Kegiatan program yang dilaksanakan sudah sangat baik karena didasarkan atas analisa informasi yang akurat, sehingga diharapkan program tidak sekedar terlaksana tetapi juga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Hasil penilaian 60% (sangat baik). 1. Dari hasil analisis tersebut, sebutkan 3 prioritas utama pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Prioritas Program Dari hasil analisa Sistem Informasi Kesehatan di Provinsi Gorontalo dengan pendekatan Health Matrik Network (HMN) ditemukan beberapa kelemahan yang perlu dikembangkan, yaitu : 1. Sumber Data Dari Hasil Penilaian dengan menggunakan HMN Komponen Administrasi Records yang paling lemah, ini disebabkan belum adanya Manajemen data terpadu, database Kabupaten yang dapat di update,belum adanya pemetaan Fasilitas, tenaga kesehatan. Untuk memperbaiki Sumber data maka perlu dikembangkan Manajemen data terpadu dengan menggunakan sistem satu Pintu, untuk mewujudkan itu perlu dikembangankan Software Pencatatan dan pelaporan, Pemetaan Fasilitas Kesehatan beserta tenaganya. Perlu dilaksanakan Survei kesehatan Daerah, untuk kebutuhan akan penentuan kebijakan dan perencanaan Kegiatan, pelaksanaan Sukesda dilaksanakan 5 tahun sekali Perlu dikembangkan Langkah-langkah awal dalam melaksanakan Registrasi Kematian di Provinsi Gorontalo 2. Manajemen data Data-Data Program Kesehatan belum terintegrasi dengan baik,baik dari tingkat Puskesmas sampai dengan provinsi,untuk proses pengintegrasian tersebut dimasing-masing tingkatan perlu dikembangkan Gudang Data/Bank data, yang mempunyai kodefikasi/indetifikasi database yang sama, sehingga mudah diakses oleh siapa saja 3. Produk Informasi Lemahnya Produk Informasi belum memadainya indikator faktor-faktor resiko, ini disebabkan belum adanya data tentang Kebiasaan merokok, Penggunaan Kondom, data ini akan menjadi Indikator pada pelaksanaan SURKESDA yang direncanakan akan dilaksanakan Pertengahan Tahun 2007
Berikut ini Grafik Beberapa Grafik Hasil Penilaian HMN
|